Selasa, 07 April 2009

semoga tidak terlambat

"Selanga-selang itu keluar dari tubuhnya.."
Mungkin itu kata2 pertama yang akan aku tulisakan dalam blog ku (walaupun ga jadi)
sekitar 1 bln yg lalu, ketika aku terbaring di UGD sambil menyaksikan
seorang bapak2 yang terkulai lemah tak sadarkan diri di bangsal di hadapanku.

1 bulan yang lalu. Ya, waktu terasa begitu cepatnya berlalu.
Saat itu aku bisa mengatakan selang itu milik seseorang di luar sana,
yang entah siapa yang sedang tertimpa nasib buruk.

1 bulan, waktu yang singkat untuk merubah semua itu.
malam ini aku menyaksikan,
selang -selang itu keluar dari dada, hidung dan mulutnya, dari tubuh sepupuku.
ya, aku, milikku, sepupuku.

kapan sih pernah aku membayangkan,
seorang yg aku kenal, bahkan saudaraku sendiri yang akan mengalaminya?
Pernahkah kau bayangkan, mendapati saudaramu, yang jelas kau kenal, yang sudah hampir 2 bulan tak pernah bertemu, lalu kau dapati dia dalam pertemuanmu berikutnya dalam keadaan terkulai tak sadarkan diri, dengan berbagai selang "menghiasi" tubuhnya, diiringi bunyi "biip.. biip..", berlatar ruang ICU rumah sakit?

yang kurasakan hanya sakit..
sakit sekali hatiku menyaksikannya...
yang aku ingin lakukan hanya menangis dan menangis...

di satu sisi aku merasa seperti sedang menonton sinetron,
atau bermain dokter2an bersamanya, seperti yang sering kami lakukan dulu, dan dia sedang berperan sebagai pasiennya.
di sisi lain aku begitu sadar bahwa ini kenyataan yang benar terjadi, yang membuat batinku, somehow sangat terpuruk. Bingung harus melakukan apa, bingung harus bertindak apa agar dia tiba2 bangun dan tertawa.

aku genggam tangannya, mencoba mencari dan merasakan keberadaannya di sekitarku.
aku bisikkan kata2 penyemangat di telinganya, dan ternyata...
dia menangis...
tak jelas memang airmata itu, tapi aku yakin, dia tau keberadaanku...

yang aku bisa hanya memanggilnya dari dalam hatiku, berharap suara batinnya mendengarnya.. berharap dia meresponku, walaupun hanya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja, dan aku hanya harus bersabar menunggu sebentar lagi.

mungkin saat ini hampir tidak ada yang bisa aku lakukan,
kecuali satu hal, berdoa.
berdoa meminta yang di atas untuk memberinya kesempatan lagi,
berdoa meminta yang di atas untuk memberiku, memberi kami kesabaran dan ketabahan,
berdoa meminta yang di atas untuk...
ya, meminta yang di atas untuk memberikan yang terbaik.

menurutku,
kadang kita bisa mengucap syukur, ketika sesuatu menimpa orang terdekat kita, dan mengajarkan agar jangan menyia-nyiakan hidup.
kadang kita bisa berlaku pasrah, ketika sebagai manusia, kita mencapai titik keterbatasan kita untuk melakukan sesuatu.
kadang..

Penyesalan memang selalu datang belakangan.
Tapi, aku berharap, hari ini, bukanlah suatu penyesalan,
ataupun sesuatu yang harus disesali,
baik olehku, oleh sepupuku, ataupun oleh semua orang yang mungkin malam ini terduduk di lobby rumah sakit di jalan Dago, sambil mendiskusikan keadaan yang terjadi.

Tidak ada komentar: