Kamis, 19 Agustus 2010

hard perspective

3:39PM. suatu sore dengan aroma tanah bekas hujan..

Katanya, hidup itu seperti roda.
Terus berputar dan berputar.
kadang kita di atas, kadang kita di bawah.

Buatku, teori itu ngga berlaku.

Hidup itu selamanya jalanan datar.
Tidak pernah ada di bawah, atau ada di atas.

Buatku, itu semua hanya masalah perspektif.

Hm, ya, perspektif.

Hanya saja,
untukku, diriku dan aku,
i choose a hard perspektif.
aku memilih melihatnya dengan perspektif yang menjadikan segala sesuatunya itu sulit, rumit.

sedih? seringkali.
senang? tak terhitung.

sulit?
oh, ya, sudah pasti.
terutama ketika semua orang berdiri di sisi yang berbeda denganku.
ketika berkali2pun kujelaskan,
mereka tidak mengerti, entah tidak mau mengerti.

aku sebenarnya hanya gadis sederhana,
dengan segudang mimpi yang kuharap menjadikanku dewasa.
setiap langkah pejalanan mimpi itu,
dimana aku harus tersandung, terjatuh, terjerembab olehnya.

mungkin orang dengan sangat mudah mendefinisikanku dengan :
labil atau mudah putus asa.

sore ini aku hanya tersenyum mendengar 2 kata itu.

mungkin, iya, untuk sebagian orang, tapi tidak untukku.

aku mendefinisikan diriku, ya, seperti tadi,
perspektif yang sulit.

aku hanya seseorang yang sangat ekspresif.
dengan mudah menunjukkan aku bahagia, senang,
begitu juga ketika aku sedih.

a hard perspective.
that's all what you need to understand me.

Jumat, 06 Agustus 2010

Sabtu, siang, terik, demi Tuhan

12:19 PM di Sabtu siang yang cukup terik..

demi Tuhan, aku ingin berlari mendapatkanmu,
mengejarmu sampai ke ujung dunia,
memelukmu ketika aku menggapaimu,
melupakan semua hal,
hanya kamu.

tapi untuk kali ini,
demi Tuhan juga, begitu takutnya aku.
begitu takut aku untuk apabila akhirnya kehilanganmu,
bahkan ketakutanku lebih besar dari sebelumnya.

saat ini aku berusaha melepaskanmu,
tanpa sesungguhnya paham inikah keinginanku.
ketika aku harus bangkit lagi dan kembali berlari menggapaimu,
kamu yang sedang berbalik badan berjalan melawan arah dari aku,
mengejar punggungmu yang sepertinya terlihat semakin jauh,
berhasilkah aku membuatmu berpaling melihatku lagi?
atau haruskah aku merasakan sakitnya ketika kau berjalan terus,
dan suaraku tertutup kencangnya angin ketika memanggil namamu,
menyadari kau bahkan tidak terpikir untuk kembali lagi?

demi Tuhan, aku begitu takut.

apakah aku memilih kehilaganmu sekarang,
ataukah aku memilih kehilanganmu nanti?
sekarang atau nanti, kalau akhirnya aku harus kehilanganmu,
siapkah aku sebenarnya?
saat ini aku berusaha kehilanganmu dengan caraku,
aku tidak tau mampukah aku kalau sekarang harus membebat luka ini
dan terluka lagi nanti, yang mungkin jauh lebih dalam?

seorang bijak berkata,
Love is worth fighting for.

sekarang atau nanti, kalau akhirnya aku harus kehilanganmu,
apa bedanya?
hati kecilku tau, dan menjawab:
bedanya adalah, kau sudah berjuang atau belum.

benarkah aku belum berjuang?
lalu tahun2 yang kulewati selama ini?
atau,
siapkah aku memulai berjuang (lagi)?
inikah kebahagiaan itu?

aku tau,
demi Tuhan, betapa ingin aku mampu menekan tombol2 itu,
mengirimkan pesan singkat ke nomor genggammu,
menekan tombol2 itu untuk mendengar suaramu,
betapa ingin..

demi Tuhan,
aku ingin dan aku takut..

5hrs post-lantera

10:32PM di hari Jumat malam..
hm..

hari ini malam yg panjang untuk ku, untuk pikiranku..

aku memulai entri ini dengan:

you are great..

yeah..
kamu hebat dan luar biasa..
begitu sabar dengan segala keterbatasan yang kamu punya,
selalu berusaha untuk ada buat aku dan keegoisanku.
selalu ada untuk menenangkan aku di saat aku bahkan tidak peduli,
tidak pernah mau tau kamu sedang apa dan sedang bagaimana.

kamu yang selalu ada berlari mendapatkan telfon genggammu berdering dengan namaku muncul di layarnya, dengan suara isakan tangis dari ujung linenya, dengan cerita2 konyol tentang ke-perfeksionisanku akan hidup dan banyak obrolan-obrolan tolol yang menyita waktumu lebih dari yang seharusnya kau spare ketika kau harus membaca bahan2mu untuk esok hari.

kamu yang menyimpan berjuta cerita tentang kita di matamu,
kamu yang menyimpan berbagai memori akan aku di senyummu,
kamu,
ya, selalu kamu,
tidak pernah ada yang lain..

pertanyaanku malam ini cukup sederhana..
mengapa aku harus mendorongmu menjauh dan memaksamu keluar dari hidupku,
setelah semua, ya, SEMUA yang telah kau lakukan untukku?

benarkah ini tentang kita, seperti yang coba aku yakini,
atau sebenarnya semua hanya tentang AKU?

kamu dengan reaksimu padaku saat ini,
membuatku sulit bernafas.
menyadari betapa aku sudah melukaimu, dengan caraku, di suatu tempat di dalam sana,
yang bahkan aku tak pernah sadar begitu rapuh.

bolehkah aku malam ini berkata:
aku butuh kamu (?)

hidup ini terasa jauh lebih berat tanpamu,
tanpa senyummu, tanpa suaramu, tanpa mu..

ini bukan persoalan tentang mereka.
ini kamu dan aku.
kita.
entah memang pernah dan akan ada kita, setelah semua ini, aku tidak tau.

malam ini ditutup dengan airmata,
airmata yang saat ini aku pun tidak tau maknanya.

tapi biarlah, aku tertidur dengan menangis,
menutup semua pertanyaan yang sederhana tak terjawab:

inikah mau yang kurencanakan itu?